Rabu, 15 April 2009

Hutan Tak Lagi Ada


Pembalakan hutan banyak terjadi dewasa ini, khususnya di Indonesia sendiri. Negara kita, Indonesia menjadi penebang hutan tercepat kedua di dunia, menurut pendataan luar negri. Seharusnya hal tersebut menjadi cambuk untuk kita, bukan karena kita ditunjuk oleh dunia untuk menjadi sebuah paru – paru ini semua lebih karena keseluruhan manfaat hutan. Kita tahu hutan mempunyai manfaat yang sangat besar, seperti menyimpan cadangan air, penghasil oksigen dan penyerap karbon. Oksigen sangat dibutuhkan seorang individu tidak hanya individu tapi semua manusia. Penggundulan hutan memperparah terjadinya pemanasan global yang sedang terjadi sekarang. Indonesia lagi – lagi menjadi salah satu negara yang tidak membantu mengurangi pemanasan global karena aktifitas manusianya yang selalu mencemarkan lingkungan serta merusak stabilitas alam.
Misalnya seperti yang kita tahu pada tahun 2002 – 2003 di Pulau Kalimantan khususnya Kalimantan Barat dan Tengah terjadi kebakaran hutan yang sangat hebat. Angka kerusakannya menjadi 30% dari seluruh kawasan hutan dan tidak dapat diprediksi apabila api menjalar melebihi angka tersebut. Hal tersebut terjadi di musim kemarau dan di kawasan tanah gambut. Memang belum diketahui pasti apa penyebab dari kebakaran. Ada yang menduga karena faktor musim yang sedang kemarau sehingga suhu terlampau panas dan menyebabkan tanaman yang kering terbakar. Namun, kalau kita berpikir lebih logis api tidak akan ada apabila tidak ada sumbu, maka menurut polisi hutan yang menjaganya ada factor dari manusia juga.
Begini… Para pengunjung yang datang tidak sedikit yang merokok dan membuang puntung rokok sisanya sembarang, lalu api dari punting rokok itu jatuh di daerah rerumputan yang kering karena musim kemarau sehingga menyebabkan rerumputan yang kering itu terbakar. Kebakaran itu merambat ke seluruh wilayah yang juga kering, sehingga kebakaran menjadi sangat besar. Dari kebakaran besar tersebut menimbulkan asap yang sangat banyak dan menyebar hingga ke pemukiman manusia. Sehingga warga di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, misalnya Pontianak harus menerima akibat. Asap tebal menyelimuti seluruh kawasan disana dan menyebabkan aktivitas serta produktivitas penduduk disana cukup terganggu dan bahkan menurun karenanya. Pemerintahan Kalimantan sudah mengusulkan pemerintah di Jakarta mengirimkan bom - bom air, namun belum ada tanggapan dari Jakarta. Di sisi lain pemda setempat sudah menangkapi orang – orang yang terkait untuk sengaja membakar hutan tersebut, sebagian besar diebaskan kembali setelah diberi nasihat.

data diambil dari wawancara dengan Radio Nederland Wereldomroep





Stephani Tara H/XIS1 / 29

Tidak ada komentar:

Posting Komentar